Terbayang di pelupuk mataku
Derita mereka yang terusir tergusur
Tangis tersembunyi, amarah tersekat
Dalam rongga dada duka haru biru
Lelaki tua runduk merangkak
Menyuruk ke puing gubuk kardus bekas
Ada yang tertinggal, potret anak harapan
Telah remuk bercampur tanah bongkaran
Oh! ya.. ia beringas mengumpat-umpat
Oh! ya.. ia menghardik berkeliling
Hilang satu-satunya harapan
Bertahan hidup hanya percuma
Habis nafas di ujung raungan
Rebah tundas berkalang tanah
Oh! ya.. ia beringas mengumpat-umpat
Oh! ya.. ia menghardik berkeliling
Hilang satu-satunya harapan
Bertahan hidup hanya percuma
Habis nafas di ujung raungan
Rebah tundas berkalang tanah
Derita mereka yang terusir tergusur
Tangis tersembunyi, amarah tersekat
Dalam rongga dada duka haru biru
Lelaki tua runduk merangkak
Menyuruk ke puing gubuk kardus bekas
Ada yang tertinggal, potret anak harapan
Telah remuk bercampur tanah bongkaran
Oh! ya.. ia beringas mengumpat-umpat
Oh! ya.. ia menghardik berkeliling
Hilang satu-satunya harapan
Bertahan hidup hanya percuma
Habis nafas di ujung raungan
Rebah tundas berkalang tanah
Oh! ya.. ia beringas mengumpat-umpat
Oh! ya.. ia menghardik berkeliling
Hilang satu-satunya harapan
Bertahan hidup hanya percuma
Habis nafas di ujung raungan
Rebah tundas berkalang tanah
Comments (0)
The minimum comment length is 50 characters.