Ia melangkah terhuyung
Menyeret tubuh yang kurus
Mencari sudut terlindung teduh dari terik mentari
Menatap jalan lengang di depan yang tak ada harapan
Kakinya mengayuh angin
Naluri kebiasaan
Terlalu bodoh untuk mengerti segala macam aturan
Yang dia tahu dan dirasakan hilang pencaharian
Tertidurlah dan bermimpi
Mengayuh beca ke teluk Jakarta
Berhentilah sampai di sana
Peluit berdesing di telinga
Ho ho ho ho
La la la la la la la ia pun melompat
La la la la la la la ia pun menyingkir
La la la la la la la ia bersembunyi
Ia teringat sesuatu
Sepetak sawah di kampung
Memberi nafas dan ketenteraman, kenapa ditinggalkan
Ia tersadar dan ingin pulang, malu pun ditepiskan
Sanak famili menyambut
Tangan terbuka, si anak hilang
Berkubang bersama di sawah
Terasa maknanya dilahirkan
Ho ho ho ho
Menyeret tubuh yang kurus
Mencari sudut terlindung teduh dari terik mentari
Menatap jalan lengang di depan yang tak ada harapan
Kakinya mengayuh angin
Naluri kebiasaan
Terlalu bodoh untuk mengerti segala macam aturan
Yang dia tahu dan dirasakan hilang pencaharian
Tertidurlah dan bermimpi
Mengayuh beca ke teluk Jakarta
Berhentilah sampai di sana
Peluit berdesing di telinga
Ho ho ho ho
La la la la la la la ia pun melompat
La la la la la la la ia pun menyingkir
La la la la la la la ia bersembunyi
Ia teringat sesuatu
Sepetak sawah di kampung
Memberi nafas dan ketenteraman, kenapa ditinggalkan
Ia tersadar dan ingin pulang, malu pun ditepiskan
Sanak famili menyambut
Tangan terbuka, si anak hilang
Berkubang bersama di sawah
Terasa maknanya dilahirkan
Ho ho ho ho
Comments (0)
The minimum comment length is 50 characters.